Instagram

kotak kotak

Manipulasi

Edit edit di photoshop

Garden by The Bay

Wisata ke kecamatan sebelah

Beatbox Life

Beatbox would never betray, because it's with me all the time

No Bike No Life

Dont Worry, Bike Happy.

Friday, September 15, 2017

Jatuh adalah Bagian dari Latihan


               Suatu senja, pemuda berusia 23, mengendarai sepeda hitamnya, meliuk-liuk di trotoar, tepi dari jalanan Batam. Pada dasarnya, trotoar adalah selokan yang ditutupi bagian atasnya. Ternyata, ada bagian dari trotoar yang entah sengaja atau tidak, dibiarkan terbuka. Karena suasana sudah mulai gelap, ban depan sepeda pemuda tadi masuk ke lobang selokan, sepeda terhenti, orangnya jatuh, sepeda dan selokannya tidak apa-apa.

               Pemuda itu bangkit, kemudian turun lagi untuk memunguti lampu sepeda yang pecah, 2 baterai dan tutupnya terlempar, 1 baterai masih terpasang, informasi yang tidak penting. Ditegakkannya lagi sepeda hitam tadi, kemudian dinaikinya untuk meneruskan perjalanan.   Tadi adalah jatuh yang kedua kalinya senja itu, di jalanan yang licin karena baru saja diguyur hujan, sebelumnya dia terjatuh karena mencoba menaiki trotoar yang dia perkirakan rendah, tetapi perkiraanya salah. Mungkin karena penglihatannya yang sudah kabur, matanya minus 2, tetapi enggan menggunakan kacamata kecuali untuk hal penting, seperti melihat cewe di mall. Ditambah dia berangkat bersepeda kelewat sore, karena ada pekerjaan yang datangnya seperempat jam sebelum jam pulang, juniornya meminta diinstalkan ms. office di laptopnya karena akan dipakai diklat minggu depan. Satu jam pengerjaan baru selesai, karena windowsnya malah nginstal update disaat yang tidak tepat.


               Jatuh tadi tidak membuatnya jera, alih-alih bersepeda di jalur aspal, dia justru bersepeda di sebelah kirinya jalan aspal, tempat tanah becek dipenuhi kubangan. Kubangan adalah misteri yang harus diungkap kedalamannya, dia berfikir seperti itu. Tidak mengindahkan penumpang sepeda motor yang bisa saja terciprat air keruh, saat sepedanya melintas. Mungkin bagian dari karma, karena keasikan ngebut di jalanan becek nan tidak rata, hapenya yang dia jepit di stang jatuh, dia pungut lagi, tombol powernya jadi agak rusak, harus dipencet lebih keras untuk menyalakan layar, bukannya menyesal, dia malah jadi mulai mempertimbangkan untuk membeli hape samsung yg bagus bulan ini.
           
               Setiap bersepeda membuat dia tersenyum tipis, bukan karena gila atau gangguan psikologis, menanggung permasalahan hidup. Dari 24 jam yang dia lalui setiap harinya, 1 jam bersepeda adalah jam terindah baginya. Dan jatuh dari sepeda tidak seperti jatuh dari kendaraan lain, jatuh sepeda membuatnya senyumnya tidak lagi tipis, karena jatuh dari sepeda tidaklah sakit, tetapi jatuh dari sepeda adalah, lihat lagi judul di atas.

Wednesday, June 4, 2014

Cerpen: Ambivalensi Kata Hati


Ambivalensi Kata Hati

Aku Gelisah. Sedikit was-was. Seakan pembuluh darah di seluruh tubuhku memanas, entah karena malam ini kurang tidur atau sebab lain. Mungkin aku yang terlalu berpikir negatif. Saat perempuan paruh baya bersama ibunya yang sedang kulayani itu justru beranjak dari tempat duduknya dan pindah ke kursi belakang. Aku lanjutkan memproses surat pelaporannya, sambil sedikit melirik apa yang akan mereka lakukan sampai harus pindah tempat duduk. Mereka melakukan gerak gerik yang kubayangkan sedang menyiapkan uang untuk dimasukkan ke dalam amplop. Aku takut setelah aku selesaikan merekam dan mencetak tanda terima laporan, mereka akan memberiku tanda terima kasih. Astaghfirullah, kenapa aku berperasangka buruk kepada orang tua itu.

Kotak demi kotak di aplikasi dropbox perekaman aku isi. Sampai klik cetak ternyata tidak terlalu lama, karena sudah hampir sebulan aku bertugas monoton seperti ini. Tidak perlu lagi melihat keyboard saat mengetik. Jari jariku seakan punya mata sendiri untuk memilih tombol keyboard mana yang harus dipencet. Tetapi dalam waktu yang sebenarnya  singkat itu, dipikiranku sedang berkecamuk. Seakan ada percakapan yang terjadi di ruangan rapat di otakku. Padahal belum tentu yang kukhawatirkan terjadi. Tapi bagaimana jika mereka benar-benar akan memberiku amplop sebagai simbolis terima kasih. Berapa nominal uang yang ada di dalamnya. Mungkin tak seberapa jika dibandingkan biaya hidupku di kota kecil yang terpisah jarak 200 km dari tempat asalku. Tapi cukuplah untuk sekedar beli makan atau buat beli sebungkus rokok.

Darn!. Aku geleng-gelengkan kepalaku dengan keras, bagaimana bisa aku melanjutkan pikiranku seperti itu. Mungkin benar biaya hidup di sini mahal dibandingkan dulu di kampung. Apalagi gaji yang belum turun penuh sejak 6 bulan lalu, hanya uang tunggu yang jumlahnya tak seberapa, kadang masih perlu minta ke orang tua lagi. Memalukan memang, sudah lulus kuliah, sudah kerja, masih minta tambahan lagi ke orang tua. Tapi lebih memalukan lagi kalau sampai aku menerima tambahan dari orang yang entah siapa, hanya kebetulan bertatap muka hari ini. Aku punya integritas. Aku harus menguatkan hatiku untuk tidak menerima imbalan apapun, aku sudah punya gaji sendiri dari pemerintah. Jelas terpampang di pintu masuk, “Segala bentuk pelayanan di kantor ini tidak dipungut biaya”. Tulisan yang selain ditujukan kepada mereka yang membutuhkan pelayanan di sini, juga untuk petugas seperti aku agar tidak menerima tanda terima kasih, baik dalam bentuk uang atau natura. Senyum dan ucapan terima kasih sudah cukup. Tidakpun tak apa karena sudah tugas kami melayani. Ya benar itu dia. Sudah tugasku untuk membantu melayani mereka.

Percakapan di kepala yang terasa panjang. Dan tet. Kertas tanda terima sudah keluar dari mulut printer. Kuambil dengan tangan kiriku, kupanggil nama yang tertera dengan hati-hati. Iya hati-hati, aku berusaha sewajar mungkin, seperti biasa melayani dengan orang lain di hari-hari kemarin, agar tidak menimbulkan kode yang bisa disalah terka oleh mereka. Selesai memanggil, ternyata yang ibu paruh baya justru keluar ruangan dan  ibunya yang sudah renta yang berjalan tertatih menghampiriku.

“Laporannya sudah kami proses, ini bu tanda terima laporan ibu, silahkan ibu simpan baik-baik”, demikian kataku.

Dan dengan sekelebat tanpa kata secuilpun, ibu itu mengeluarkan amplop dari tangan kanannya yang sudah keriput, dimasukkan ke bawah kertas di mejaku dan bersiap saja pergi. “Darn Shiit!”, hatiku berteriak.

***

Dingin. Aku tergesa-gesa lari dari kamar mandi, menuju ruangan ujung belakang kantor tempat pakaianku berada. Kukenakan kemeja biru dan celana hitam sesuai aturan seragam hari ini. Sambil merapikan baju, aku menuju ke meja karena di situ sudah ada beberapa gelas teh. Keren sekali mas Hendra, cleaning service kantor, pagi-pagi sudah menyiapkan teh. Mumpung masih hangat. Kuminum pelan-pelan sambil duduk menghadap komputer. Kulihat rekanku si Aden juga sudah duduk santai menikmati sarapan. Sendoknya tergeletak saja di atas nasi kuning, karena tangan kanannya memegang mouse, scrolling, sedang matanya fokus melihat beranda facebook naik turun.

 Kulihat di layar monitor jam masih pukul 07.42. Rambutku masih basah belum aku sisir, kaki masih pakai sendal. Tapi sudah ada beberapa orang yang masuk ke ruangan. Aku mempersilahkan mereka duduk dulu, mengulur waktu untuk aku merapikan meja dan menyiapkan komputer. Pelayanan aku buka, walaupun sesuai prosedur harusnya buka jam 08.00. Aku tidak mau terlalu kaku kepada aturan yang mempersulit. Terlebih yang datang adalah ibu yang sudah tua, rambutnya sudah tidak berpigmen, putih seperti kapas. Dia datang ditemani ibu paruh baya, rambutnya pun sudah sebagian memutih.

Kupersilahkan mereka untuk duduk di kursi depan. Kutanyakan keperluannya, walau sebenarnya aku sudah tahu mereka mau laporan tahunan.

“Selamat pagi ibu, ada yang bisa saya bantu”, kalimat pembuka pertama pagi ini.

“Pagi pak, nganu, mau laporan, bener di sini tempatnya?”, Kata ibu yang lebih tua.

“Benar bu di sini tempatnya, sudah di isi belum formulir laporannya? Coba saya lihat”.

“Formulir? Belum pak, formulir yang mana ya”,

Aku dipanggil Pak oleh ibu tadi, padahal kumis pun tak punya, apalagi istri dan anak. Kuambilkan formulir yang sesuai, aku jelaskan cara pengisiannya. Ternyata ibu itu masih bingung. Data laporannya belum minta ke tempatnya bekerja. Setelah melalui proses tanya jawab, ternyata ibu tadi seorang pensiunan dan tidak membawa laporan pensiunannya. Ibu itu kalut ketika kukatakan harus membawa laporan dari lembaga pensiunannya.

“Kalau begitu, ada nomer pensiun ibu tidak? Kalau ada nanti bisa saya carikan data ibu di website lembaga pensiunan”. Kataku seperti biasa, sudah kuprediksi juga hal seperti ini.

“Duh, bawa tidak ya, aku lihat dulu di tas mas barangkali ada”.

Dikeluarkan semua kertas-kertas yang dia persiapkan dari rumah. Di perlihatkan satu-satu kepadaku agar diperiksa, kebanyakan entah kertas apa, kertas yang dicari ternyata tidak terbawa.

“Tidak ada juga ya bu, rumah ibu di mana? Kalo tidak coba telpon yang di rumah untuk membacakan nomer pensiun ibu”. Kataku mencoba memberi solusi

“Rumah ibu dekat pak, di jalan Widarapayung, tapi rumah lagi kosong, sedang berangkat kerja semua”. Ibu itu menjawab, kelihatan di mukanya, akumulasi rasa kalut.

“Kalau begitu coba ibu tulis nama ibu beserta alamat rumah, saya coba cari pakai nama ibu di database kami, barangkali ketemu, tapi mungkin agak lama ya bu”.

Kusodorkan kertas untuk dipakai ibu itu menulis nama dan alamatnya. Kucari nama ibu tadi, ada puluhan nama yang keluar. Aku baca satu-satu alamatnya, barangkali ada yang presisi. Ketemu. Alamatnya sama dan ada nomer pensiuannya. Segera aku copy dari file lokal dan paste ke website pensiun. Ketemu juga rincian data pensiunannya. Aku cetak sekalian.

“Ada bu, ketemu yang alamatnya sama, sudah saya cetak  data pensiunannya, nanti ini yang ibu salin ke formulir laporan yang ibu ambil tadi, cara pengisiannya seperti yang sudah saya jelaskan”. Kataku sambil mengulurkan kertas hasil cetak.

Ibu tadi menerima kertas dariku, diamatinya dengan mata yang menyipit, semakin dekat ke mata semakin sipit mata ibu tadi.

“Aduh pak, ibu juga lupa tidak bawa kacamata, tulisannya susah dibaca, bisa dibantu isikan tidak?”.

“Wah gak boleh bu, ibu harus mengisi sendiri, coba dipandu sama anak ibu”.

Ternyata keduanya sama-sama sudah tidak bisa membaca tulisan dengan jelas, matakupun sebenarnya minus, tapi masih bisa membaca tulisan. Kulihat mereka berusaha keras menulis. Menulis nama saja sampai hurufnya keriting karena menulis dengan sangat pelan. Tapi sesuai aturan, pegawai tidak boleh mengisikan, hanya boleh memandu. Begitulah aturan. Tapi apa iya di realita, melihat ibu-ibu seperti itu hanya kubiarkan saja. Aku bayangkan kalau ibuku sendiri yang di depanku. Datang dengan tujuan yang baik, taat lapor. Ketika yang masih muda saja jarang yang lapor, ibu ini dengan semangat paginya sudah susah payah datang ke sini. Tidak tega juga kalau ibu itu aku suruh pulang, agar dituliskan saja sama cucunya yang mungkin seumuran denganku. Ada rasa iba di hatiku melihat ibu yang kulayani menulis.  Andai kata apa yang aku pikirkan ini ditulis, mungkin sudah sampai satu paragraf panjang, sementara ibu tadi menulis namanya sendiri belum selesai.

“Sini bu, aku tuliskan saja, ibu cukup tanda tangan”, Tiba-tiba keluar kata ajaib dari mulutku tanpa sadar.

Dan ibu tadi dengan agak tertegun, mungkin kaget dengan ucapanku yang tiba-tiba. Ibu tadi tidak kaget sendirian, aku juga merasa kaget dengan ucapanku sendiri. Dia menyerahkan formulirnya untuk aku isi, kemudian berdiri dan pindah tempat duduk ke belakang.

***

Aku dengan cepat berdiri. Aku tidak tahu kenapa aku berdiri.

“Maaf bu sebentar, tapi saya tidak bisa menerima amplop ini” kataku dengan cepat

“Tak apa pak, ambil saja, saya ikhlas kok”. Kata ibu itu membujuk.

“Tidak usah bu, saya juga iklhas membantu ibu, ibu simpan lagi saja,” kataku

“ Jangan gitu pak, sungguh saya ikhlas, bapak sudah banyak membantu saya” ibu itu masih bersikeras

“ Terimakasih atas niat baik dan keikhlasan ibu, tetapi saya tidak berani mengambil amplop ini, bukan apa-apa, karena aturan kode etik di kantor kami melarang menerima hadiah dalam bentuk apapun. Segala jenis pelayanan di kantor ini tidak dipungut biaya, jadi mohon kerjasama dengan ibu juga agar kita sama-sama bisa menaati, sekali lagi saya mohon maaf.”, kataku meluncur dengan deras.

Tidak tahu siapa yang membisiki sampai aku bisa berkata demikian, hati ini yang sebenarnya berbicara. Karena bukan kata-kata yang aku pikir dan siapkan sebelumnya, mungkin pernah dengar atau baca di suatu buku. Walaupun ada rasa tidak enak menolak kesungguhan ibu itu, kelihatan dari raut wajahnya, ibu itu merasa sangat terbantu, sehingga ingin memberiku amplop tanda ucapan terima kasih. Tapi kalau yang ini aku harus tegas, tidak boleh tergiur. Apalagi aku adalah lini depan pelayanan. Segala tindak tandukku akan dianggap pencerminan kantor secara keseluruhan. Bagiku ini sama saja dengan gratifikasi bahkan suap. Jika kuterima sekarang, nantinya akan mempengaruhi tindakanku di masa selanjutnya. Entahlah yang penting akhirnya ibu itu bisa mengerti, dia ambil kembali amplopnya, dan tersenyum mengucapkankan terimakasih sebelum pergi. Perasaanku lega, cobaan yang indah baru saja selesai kuhadapi.

Kutengok rekanku si Aden di meja sebelah. Dia tersenyum-senyum, di pasti melihat insiden yang barusan terjadi.

“Apa pak, lihat ya? Bagaimana tanggapan bapak menghadapi fenomena tadi?”, tanyaku sambil bercanda, tapi aku sungguh ingin mendapat jawaban.

“Aku lihat dari awal, dari menuliskan laporan tadi. Kau tahu, orang yang melanggar aturan adalah sampah, tapi yang membiarkan orang tua bersusah payah menulis tanpa pakai kacamata lebih buruk dari sampah”, Candanya juga.

“Kamfreet, niru gaya tobi kamu. Aku tahu yang lebih buruk lagi”. Kataku mau menyimpulkan

“Iya, orang yang melakukan praktek nepotisme, kolusi dan korupsi adalah seburuk-buruknya sampah”, Dia menjawab seperti yang aku pikirkan

“Kebanyakan ucapan sampah hari ini, cukuplah aku jadi sampah, jangan diperburuk lagi”. Timpalku.


Dia tersenyum, aku tersenyum puas.



Tuesday, May 27, 2014

Pramuka SMA N 1 Slawi


Pramuka SMA Negeri 1 Slawi

Salam Pramuka!
Kamu pasti tahu dan pernah menjawab salam ini. Karena sejak SD kita sudah dikenalkan dengan Pramuka, minimal pakai seragam pramuka setiap hari jum'at sabtu. Mungkin juga kamu pernah ikut kegiatan kemah dan latihan rutinnya waktu masih di barung dulu.

Saya juga termasuk yang sudah aktif ikut kegiatan Pramuka sejak SD, menjadi pinbar waktu kemah di kota kecamatan. SMP juga menjadi pratama putra di SMP N 01 Jatibarang. Tapi Pramuka SMP gak terlalu terasa, tinggal manut sama pembina saja dulu, berbeda saat di Pramuka SMA, sudah harus memikirkan sendiri tentang kegiatan dan kepanitiaannya.

Saya akan sedikit banyak mengulas tentang kegiatan Pramuka di SMA di post kali ini. Tepatnya kegiatan dan yang saya rasakan saat terjun langsung di dalamnya. Sudah lama juga saat-saat itu berlalu, perlu berfikir keras memanggil serpih memori masa-masa pulang sekolah dahulu. Hampir setiap pulang sekolah, disibukkan dengan kegiatan ekstrakulikuler yang satu ini. Entah itu rapat, latihan, kumpul rutin dan tidak rutin, atau sekedar nongkrong bareng teman pramuka membicarakan masa depan ambalan.



Oia, kita mulai dari ambalan saja. Apa itu ambalan, saya anggap anda sudah tahu.  Pramuka di SMA N 1 Slawi dibagi menjadi dua ambalan, yaitu Ambalan Gajah Mada untuk putra, dan Ambalan Nyi Ageng Serang untuk putri. Kenapa bisa memakai nama tokoh itu, saya tidak tahu pasti. Walaupun saya alumni tahun lawas, tapi ada yang lebih lawas lagi yang memilih nama tokoh tokoh pahlawan Indonesia itu. Yang saya perlu tahu kisah kepahlawanan dan sumpah palapanya untuk menyatukan nusantara, itu yang menjadi inspirasi untuk tidak menyerah dalam mencapai tujuan.

Bagian yang teoritis tentang ambalan sudah mulai kabur. Padahal dulu saya seksi Kepramukaan yang membidangi masalah materi ini. Karena 'dulu' ini, sekarang sudah tidak memantau dan sekarang sudah lepas dari kegiatan Pramuka. Mau bagaimana lagi, di tempat kuliah sudah tidak ada racana, apalagi sekarang.

Kegiatan Pramuka di SMA Negeri Slawi ada banyak sekali, paling banyak jika dibandingkan dengan ekstrakulikuler lain. Saya tahu persis karena kebetulan saya juga di OSIS sebagai subsie pramuka, yang menangani laporan kepada kesiswaan mengenai realisasi program kerja pramuka. Proker pramuka ada 30 lebih, mungkin semakin bertambah sampai sekarang.

Tidak akan saya bahas satu per satu 30an proker ini, yang populer saja. Saya mulai sesuai timeline saja dari kepanitian pertama yaitu Halal Bi Halal Pramuka SMA N 1 Slawi.




Halal bi Halal ini dilaksanakan setelah bulan ramadhan selesai, beberapa hari setelah hari raya. Dihadiri oleh anggota pramuka kelas X sebagai pantia, kelas XI dan XII, alumni dari berbagai angkatan, para pembina, dan tamu undangan lain. Halal bi Halal ini merupakan salah satu acara yang penting, terutama bagi alumni pramuka, di forum ini lah mereka bisa bertemu kembali dengan mantan junior dan seniornya dulu, setelah setahun menjalani rutinitas kuliah dan kerja masing masing.

Selain sambutan sambutan, acara inti ramah tamah, acara puncak makan makan, di halal bi halal ini juga bisa saling berbagi pengalaman mengenai keadaan pramuka di masing-masing angkatan, agar angkatan yang memegang kepanitaian sekarang bisa tetap terhubung dengan avatar sebelumnya. Masalah yang sedang dihadapi saat ini dipaparkan agar bisa dicarikan solusinya bersama- sama,



Mantap kan, serunya masih banyak lagi, selanjutnya adalah pelantikan ambalan atau sekarang disebut dengan Orientasi Menuju Ambalan (OMA). Padahal acaranya sama saja, hanya beda nama. Latar belakang penggantian nama ini adalah karena pada saat itu (red: 2011) pembina OSIS melarang ekskul mengadakan pelantikan sendiri-sendiri, ada wacana agar semua ekskul dibarengkan satu acara pelantikannya, alasan anggaran mungkin. Tapi tetap saja, setiap ekskul punya ritual masing masing untuk menguji kelayakan calon anggotanya agar resmi menjadi anggota sepanjang hayat. Oleh karena itu di Pramuka, yang di pelopori ketua panitia OMA, Wahyu Nugroho Pratama, mencetuskan nama kegiatan tampa ada kata 'pelantikan di dalamnya'.

Seperti biasanaya pelantikan ini dilaksanakan di luar lingkungans sekolah, di lapangan Yomani atau daerah Lebaksiu lainnya. Yang berkesan dari acara ini selain api unggun dan perjalanan malam, adalah perjalanan pulangnya. Berjalan kaki menyusuri sungai. Di sungai ini pun tidak hanya berjalan santai saja menikmati cipratan air, ada juga pos-pos yang di isi oleh panitia dan alumni.

Perjalanan yang relatif jauh, untuk sampai kembali di lapangan sekolah untuk upacara pelantikannya. Tapi karena panas jauh tapi segar inilah yang membuat berkesan.


Lanjut lagi, sekarang mengenai Masa Orientasi Pramuka (MOP). Kegiatan ini dilaksanakan saat awal tahun pelajaran, ditujukan kepada siswa baru, dalam rangkaian MOS dan GMB. Selama 4 hari sepulang sekolah, seluruh siswa baru wajib mengenakan seragam pramuka lengkap untuk mengikuti kegiatan MOP. Isinya berupa pemberian materi yang paling dasar. Agar meraka layak untuk dilantik pada, dari sebelumnya pramuka penggalang menjadi pramuka penegak.

Pada saat itu, hanya MOP ini kegiatan pramuka yang wajib untuk seluruh siswa baru, selanjutnya kegiatan pramuka adalah opsional seperti eksul lain. Hanya kepada yang benar benar berminat saja yang bisa lanjut ke kegiatan selanjutnya. Setelah dilantik menjadi anggota ambalan tentunya.

Di MOP ini juga kita dikenalkan perbedaan perbedaan dibandingkan saat masih penggalang dulu. Dilatih dasar-dasar PBB, perkenalan dengan pembina dan pengurus ambalan. Acara dikemas secara fun, agar tidak bosan setelah setengah harinya pelajaran dengan guru-guru yang baru kenal juga.


Segitu saja, selanjutnya acara yang paling ditunggu-tunggu, acara yang paling berasa pramuka, yaitu Perjalanan Alam Bebas (PAB). Biasanya diadakan di bulan Desember. Mencari tanggal yang pas agar banyak anggota dan purnabakti yang bisa ikut serta meramaikan. Biasanya antara natal dan tahun baru selama 4 hari, bertempat di bumi perkemahan guci di kaki gunung slamet.

Alam bebas, jauh dari rumah jauh dari sekolah. Berkumpul bersama keluarga pramuka berbagai angkatan. Berangkat bareng dari sekolah naik truk, kemudian diturunkan di Bojong. Dilanjut jalan kaki lewat jalan memutar, mendaki gunung lewati lembah. Sampai di bumi perkemahan tenda sudah dipasang oleh panitia dan perwakilan peserta yang tidak ikut jalan.

Acara lainnya lebih fun lagi, api unggun, games, perform kelompok, lomba memasak, tukar kado. Di sisipi petuah dan shaing dari alumni dan pembina. Tempatnya sejuk, dingin menusuk saat malam. Pemandian air hangat tersebar di bawah bumi perkemahan. Ada juga pasar pusat belanja aksesoris dan makanan khas guci.

Akan tidak terasa 3 hari di PAB, dan banyak pelajaran yang membekas membentuk watak. Belajar mengenai corsa, toleransi terhadap teman, survival dalam keadaan tersulit. Membuat kita mandiri dan lebih tegar menghadapi keras dunia.

Hehe, proker masih banyak lagi gan, masih ada PMDA, kumpul adat, latihan rutin, program kakak asuh, musyawarah ambalan, lomba-lomba, dll lupa. Akan saya update lagi mengenai kegiatan kalau ingat dan ada fotonya.



Terlepas dari kegiatannya yang banyak, tidak akan memberi manfaat banyak jika tidak diikuti dengan rela hati. Banyak yang bisa dipelajari di pramuka ini, terasa efeknya dalam menapaki umur. Di pramuka belajar tentang jiwa kepemimpinan, yang nantinya menjadi terbiasa dan siap dengan tanggung jawab untuk terjun ke masyarakat.

Sekian saja dulu postingan panjang ini. Latar belakang kenapa niat sampai panjang seperti ini adalah agar rutin terbiasa menulis. Semoga bermanfaat, penulis menerima dengan senang hati jika ada kritik, masukan, saran dan koreksi tulisan di atas, terima kasih.







Tuesday, October 29, 2013

Latar Belakang Penamaan Blog Ini.




'Kok namanya asemustcattear, itu apaan si?',

Posting ini saya dedikasikan buat yang penasaran dan pengin tahu aja, yang engga y engga.

Sejarahnya itu sekitar 4 tahun yang lalu, saat penulis masih duduk di kelas XI SMA, di SMA N 1 Slawi kelas XI NS 2. yang namanya anak SMA kan punya temen segerombol, nah itu, saya berempat, ime, ifi, dan noe, teman satu ekstra dan satu gerombol, menamakan diri kami mustcattear, mengemban misi membasmi wanita alay, selain itu juga bertugas membasmi kejahatan dengan kejahatan. AD-ART kami susun di depan ruang sanggar saat sedang nongkrong ndopok-ndopok. maka resmilah. dan mulai merebak nama kami di lingkungan sekitar. nama buruk.

Selalu, hampir selalu, setiap pulang sekolah menghabiskan waktu bersama sampe sore, 'ngapain aja?' macem macem tegantung sama siapa, kalo bareng bareng biasanya lagi tugas pramuka, bikin gapura, ngerapiin tali di gudang, ngecat tongkat, bikin pionering, atau sekedar ngobrolin masa depan ambalan. Positive banget kan, entar dulu, itu kan kalo bareng-bareng.

Beda lagi kalo lagi ga lengkap, karena tiap orangnya kadang  lagi usdek, kadang les, tambahan, pulang jaga rumah, atau aktivitas yang penting lain.

Kalo sama si ime biasanya aktivitas hobi. Sering punya hobi dan minat yang sama, apa sajakah itu, musik. modusin adik kelas. show off sulap dan floris card sama cewe-cewe. hangout ke rumah orang atau ke kota tegal main bilyard. parah yah. gak gitu terus juga, dia itu orangnya alim, lulusan mts model gituloh. Jadi ini lebih karena kira sering sepakat bersama, sepakat akan selera, sering banget kalo beli item samaan,. kaya kaos, jam tangan, jaket rap, kacamata, sampe hape ikut samaan. freak kan, tenang teman. itu dulu, sekarang tinggal mengenang masa masa freak itu.


Kalo sama si ifi, ini agak mendingan, sering ngajak ke arah positive, walau lewat segala cara juga, biar menantang. Misalnya saat itu ada remidi gabungan antar kelas, saat itu fisika, susah minta ampun buat orang kaya ane, gak ada yang akrab lagi kan kalo di luar, sepakat deh duduk bareng, ifi nyontek teman kelas ifi, ane nyontek teman kelas ane. nanti dikomparasi terus digabungin. nagative juga ternyata. bukan untuk ditiru di rumah, tapi di sekolah. Bukan berarti saya orangnya suka menyontek. prinsip saya, ulangan itu gak nyontek, percaya diri, duduknya depan guru pengawas biar greget. dan saya jarang remidi, sekali remidi udah males mending nyontek. dafuq.

Lanjut lagi, sama dia ini, sering kerosakan di gudang sekolah, nyari arsip soal UTS, UAS, TO tahun lalu buat dipelajarin niatnya. Yang kali ini izin sama Pak Zae dulu lo, walapun sebenarnya bisa aja buka pintu gudang sendiri, kok bisa. Kami berdua juga punya kunci ajaib yang bisa buka pintu beberapa ruang kelas sekolah dan gudang. TapI jangan tahu siapa siapa ya., barangkali mas juru kunci tahu, lumayan kalo mau pinjem ruangan buat aktivitas ekstra, kalo lagi darurat atau males izin tinggal buka aja. Sekali lagi jangan bilang siapa-siapa y.


Yang terakhir, paling ultimate, si noe, teman semenjak kecil, teman lahir malah, bareng sejak masih bermain permainan ala desa (jaman itu belum ada gadget, apalagi fb). SD, madrasah, ngaji, SMP, SMA. Biasanya duduk bareng kalo lagi sekelas. Kebetulan dia kan orangnya pinter kategori genius, tinggal nengok minta ajarin kalo pelajarannya susah, tapi kalo ulangan susah enggak loh, gak cuma sekali. Sampe-sampe pas kelas 3 SD akhirnya dipisah, gara-gara gurunya nuduh aku pinter karena nyontek ke noe, gila aja tuduhannya, emang ane bodoh banget ya, semenjak itu saya buktikan saya lebih atau minimal sama pintarnya. Terbukti lo. SMP kelas 7 semester satu saya paralel satu, beliau paralel 4, waw, itu semester satu, semester selanjutnya ane jadi runner up doang.

Apalgi SMA, ampun deh, noe di kelas masih peringkat satu terus di kelas, ane boro-boro, 10 besar aja syukur. peringkat dari 1- 5 ke semester waktu SMA 5-4-10-11-18. ane sih terima saja, masalahnya orang tua kita kan tetanggaan, suka ngobrol bareng sebagai makhluk sosial, masalahnua suka mbandingin, kok si noe "peringkat 1, kowe peringkat berapa?", saya anggap itu pertanyaan retoris aja. Ujung-ujungnya dinasehatin biar belajar giat lagi, biasa, yang penting uang saku gak dipotong, itu yang penting. Dan untungnya ane rada mudeng pelajaran biologi, juara olimpiade tingkat kabupaten sejak kelas X, tapi diprovinsi mentog terus, doesn't matter, yang penting orang tua taunya anaknya juara olimpiade. sering pulang sore karena latihan olimpiade, padahal ya beneran latihan olimpiade.

Walau terdapat kesenjangan yang mencolok secara akademis antara ane dan noe, dalam pergaulan kami tidak mengungkit-ngungkit hal itu, sama saja. Tahunya kalo pinter ya dimanfaatin, dia bagian ngitung, ane bangian nganalisa entar keputusan diambil mufakat bersama. Sampai kuliah pun untungnya kami terpisah, walaupun kampusnya masih satu daerah, bintaro, dia STMKG ane STAN, dia juga niatnya STAN, saya juga daftar STMKG, bedanya dia diterima duluan di STMKG, STAN.nya ga jadi daftar, ane STMKG ga ketrima tahap 1, ketrimanya di STAN kerena pendaftarannya paling terakhir saat itu. Tak apalah, orang bilang itu sudah suratan takdir terima saja. Rejeki seseorang enggak jatuh ketangan yang salah.



Kembali ke topik. jadi gitu, mustcattear itu nama gerombolan. sering dipake buat nama kalo lagi bingung, jamannya nama fb masih alay pun kami sudah mencantumkan mustcattear di fb kami masing-masing, sampai saat inipun masih dipakai oleh noe dan ane. walaupun dua duanya sudah pegawai, nama fb kami tetap alay untuk mengenang masa-masa alay kami. niatnya kali dia udah ganti baru ane ganti. sekarang biarin aja dulu.

gitu.

sekian.

terimakasih

atas perhatiannya.

Friday, October 18, 2013

Tips mengerjakan soal USM STAN

 
Kali ini akan membahas mengenai ketentuan soal-soal tes tertulis dan tips cara mengerjakan agar efektif, ada yang request katanya ini lebih penting, okelah.

Salah satu tahapan dari usm stan itu tes tertulis, merupakan tes tahap pertama (verifikasi ga usah dihitung), dan sangat penting karena di tes ini akan banyak peserta yang akan digugurkan, dari seratus ribuan peserta akan diloloskan hanya beberapa ribu saja, sebagian besar karena mereka tidak lolos nilai mati, sekali lagi NILAI MATI, mungkin beberapa ada yang baru denger atau masih bingung. Berikut penjelasannya:

Jadi tes tertulis itu bentuknya adalah soal pilihan berganda yang terdiri dua bagian, yang pertama adalah TPA (Tes Pengetahuan Akademik) dan TBI (Tes Bahasa Inglish :P), dengan jumlah soal dan durasi masing-masing, TPA itu 120 soal selama 100 menit dan TBI itu 60 soal selama 50 menit, dan masing-masing HARUS BENAR minimal 1/3 alias 33,33% dari jumlah soal tiap bagian, berarti TPA itu benar 40 soal, dan TBI itu 20 soal, ingat ya itu jumlah benar, bukan jumlah yang dikerjakan, Jadi kerjakan lebih dari 1/3 jumlah soal, kalo bisa dan yakin kerjakan sebanyak-banyaknya. Kenapa harus yakin, karena tidak boleh ngasal. Ada KETENTUAN POINT juga, yaitu jumlah benar dikali 4, jumlah salah dikali -1, kemudian ditotal dan diperingkat, hanya akan diloloskan dari tahap ini berdasarkan peringkat terbaik, jumlahnya saya tidak tahu, urusan panitia usm.

Jadi tipsnya harus hati-hati menjawab, silahkan pilih pertimbangan berikut: 1. resiko menggerjakan banyak, tapi kemungkinan banyak minus, atau 2. mengerjakan aman hanya soal-soal yang yakin, dengan nilai minus sedikit.
Pilihan yang bikin galau kan, kalau dari penulis pribadi, (bukan patokan), lebih pilih ke opsi satu, pertimbangannya, dengan kemampuan otak menengah jadi harus berani ambil resiko, percuma aman dari nilai mati kalo engga dapat banyak point, cara agar dapat banyak point adalah banyak menjawab soal, toh salah cuman -1 benar itu +4, kalo jawab sambil merem aja, tiap soal itu ada probabilitas benar sebasar 0,25% karena opsi dari pilgan itu ada 4, dari 'a' sampai 'd', Artinya dari 4 soal yang dijawab ngasal kemungkinan ada yang benar itu 1 soal, 1 soal tadi bernilai +4, 3 soal lainny bernilai -3, ditotal masih ada untung 1 point, Tuh masing ada untung, walaupun untung tapi tidak saya jawab ngasal juga dong.. tetetp rugi yang lainnya pada mikir masa malah ngasal. Jadi ketemu soal sulit tetap saya coba kerjakan juga, untuk memperbesar kemungkinan benar yang hanya 0,25%, semakin dipikir semakin besar kemungkinan untuk benar, apalagi kalo sudah sering latian, ketemu soal yang sejenis, bisa tambah yakin sampai 100%, walaupun ga semuanya bisa yakin, yang kemungkinan masih lebih dari 0,25% akan saya jawab. Kalo ketemu soal yang bener-bener asing, angkanya keriting-keriting, mending ditinggal dulu.

Tips di atas itu bukan patokan gan, jangan diikuti kalo ente tidak yakin, bisa menimbulkan sesat, itu hanya versi saya, kalo ente tanya orang lain lagi bakal beda triknya, apalagi kalo tanya orang pintar alias jenius, kebanyakan mereka lebih milih cara aman, ya iyalah, kalo udah pinter tambah banyak yang soal yang diketegorikan aman. Saya sendiri masih disisakan 10-20 TPA soal yang tidak diisi, terutama bagian logika posisi dan bacaan, karena bakal makan waktu banyak untuk nyoba ngotak-ngatik, udah nyoba lama ga ketemu jawabannya kan rugi. Kalo yang TBI ane kerjakan semua, karena kebanyakan orang tu kena nilai mati dibagian ini, kerena terlalu terforsir belajar d TPA.

Selain harus jawab benar, juga harus jawab dengan cepat, 100 menit untuk 120 soal itu berarti tiap soal hanya 50 detik, belum lagi buat ngurek-ngurek LJK.nya., cepat putuskan opsi yang akan dipilih, kalo soal hitungan ga harus dihitung sampai jawaban sama persis d opsi, lihat saja angka terakhir, kalo sudah tau cara menghitung soalnya, sudah ketemu 2-3 angka terakhirnya sama kaya diopsi, ga perlu diselesain hitungannya langsung lingkarin. Tips lainnya, kerjakan terlebih bagian soal TPA yang mudah atau cepat untuk dikerjakan, misalnya bagian kosakata, deret angka dan pola gambar, biar bisa tersisih waktu untuk bagian hitungan, karena bagian hitungan ini yang objektif untuk dipelajari dan yakin ga pake insting. Insting dipake buat kosakata kalo kata-katanya bener2 asing.

Gitu doang si (panjang padahal), Sekali lagi garis bawahi, tulisan di atas dan di bawah adalah hasil pikiran admin ini pribadi yang kebetulan lagi ngisi karena banyak yang riquest, bukan hasil diskusi dari IST maupun representatif mahasiswa stan lainnya.

Inget untuk jaga kondisi agar selalu fit, fokus mengerjakan walaupun lingkungan sekitar agak bising (dapet lokasi d stadion GBK tesnya gan, rame). Yang paling penting lagi, belajar sejak dini, seperti adik yang ada di gambar ini. Because victory love preparation, karena Kejayaan bagi mereka yang siap. Jadi be prepared, bersiaplah!

Kehidupan di STAN

Seperti inilah penampakan kampus STAN jika anda masuk lewat gerbang depan, tempat ini rame juga dikunjungi oleh penduduk sekitar untuk sekedar nongkrong maupun joging di pagi hari, karena ada joging track juga di dalam kampus, banyak juga spot untuk foto kawula muda. Emang ini icon STAN, selain ini suasana kampus juga masih asri, ada taman bunga yang rumputnya tidak boleh diinjak, ada juga lapangan yang ada plang "tidak boleh bermain bola di sini", ada lagi taman DC terletak diantara gedung C dan D dan ada pohon besarnya.. biasanya dipake untuk duduk-duduk, tugas kelompok, kumpul organda, hotspotan, karena ada colokan listrik juga di taman DC ini, tapi tempat hotspot yang kenceng itu di dalam gedung L alias Labkom, kecepetannya sampe 2 mBps, penulis sering download di sini juga.

Tapi tahukah anda kampus STAN itu ada banyak, kita perlu bagi dulu pengertian kampus ini, secara luas kampus itu berarti seluruh lokasi pendidikan bagi mereka yang lolos USM STAN, secara sempit berarti kampus pusat yang terletak d Jurangmangu Timur, Bintaro, Tangerang. Yang menyebutnya Kampus Jakarta juga ada, terletak di daerah perbatasan katanya. Ini pusat karena paling banyak menampung mahasiswa, paling luas juga kayanya (belum survey tempat lain), dan kompleknya juga bersebelahan dengan kantor BPPK (Balai Pendidikan dan Pelatihan Keungan).

Tapi selain kampus ini, masih ada banyak lagi, misalnya Balai Diklat Bea Cukai di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur. Ini tempat pendidikan khusus jurusan Bea Cukai, luas juga. Terus ada juga Balai Diklat Keungan tersebar di kota-kota besar di seluruh Indonesia, ada BDK Medan, Palembang, Pekanbaru, Cimahi, Jogjakarta, Malang, Denpasar, Balikpapan, Pontianak, Manado, Makasar.

Jangan tenang dan jangan ngeri dulu gan. kenapa?, simak ni, USM pas tahun 2011 itu yang lolos USM STAN langsung disebar lokasi pendidikannya di seluruh Indonesia, orang tegal juga macem-macem ada yang di makasar, pontianak, manado. Kalo penasaran kaya apa keadaan disana, damai kah, warungnya murahkah, banyak orang jawanyakah, warnetnya berapa satu jamnya, tanya aja sama yang ngerasain, karena sendiri penulis dapat lokasi pendidikan di bintaro.
Tapi itu tahun 2011 yang hanya buka D1, tahun 2010 yang buka D3 lokasi pendidikannya itu di bintaro semua kecuali jurusan bea cukai. Bagaimanakh kira-kira tahun ini, ga ngeri juga, toh itu juga masih wilayah Indonesia, bisa pake bahasa Indonesia, sekalian petualangan cari pengalaman atau cari jodoh barangkali, mumpung masih muda.

Cerita lagi untuk kampus bintaro. saya jelaskan rute Kalo dari Tegal mau kesitu, umumnya sih pake bus atau kereta api, yang ga umum pake mobil pribadi atau motor. Lanjut yang umum aja. Penulis ini lebih sreg pake kereta api, kenapa?, karena jamannya itu, tiketnya hanya 15.000 rupiah, maklum mahasiswa jadi pake yang kelas ekonomi bersubsidi, rame kaya pasar banyak orang lewat jualan. Tapi katanya sekarang sudah dihapus alias tidak ada diganti ekonomi AC 40.000, sepi ga ada pedagang. yah, tiketnya juga bisa dipesen di ind*m*rt. harganya naik dikit, beda kalo beli di stasiun, masih 40.000, tapi stasiun Tegal kan jauh dari Pagerbarang, mending ke mart tadi deket.

Nanti kalo pake kereta, turunnya d stasiun kota, terus pake busway tiketnya 3.500 kan yah? udah lupa, berhenti di Blok M, ganti minibus nomor 71 bayar 2.000, terus lanjut angkot kode 05 bayar 2.000, bilang aja ke tukang angkot, gerbang STAN, nanti di turunin di gerbang belakang STAN, alias gerbang Ceger.
Kalo pilih bus, bisa pilih terminal Slawi atau Tegal, bayarnya antara 40 ekonomi, 45 ribu untuk AC ekonomi, bisa naik lagi kalo lagi hari sibuk pulkam. Turun di Kebayoran Lama lanjut angkot kode 05 sama kaya di atas. Silahkan diingat-ingat atau dicatet, barangkali dapet lokasi pengambilan BPU di kampus Bintaro, untuk cari tempat tinggalnya nanti bisa dibantu oleh kakak-kakak IST juga, yang punya kamar kos luas, gampang lah entar.

Udah ringkes tapi tetep panjang, itu juga dari mikir keras mengingat-ngingat masa-masa kuliah d STAN, kalo da salah-salah dikit entar dikoreksi di bagian komen sama yang lain, barangkali harga-harganya udah pada naik, udah jadi alumni muda maklum,. tapi demi berbagi ilmu juga dari IST untuk adik-adik sekalian, suatu kebahagian bisa bantu orang lain, sebaik-baiknya ilmu adalah ilmu yang bermanfaat. Share dan ceritakan juga buat yang lainnya y. Sankyu.